JAKARTA, Sahabat Rakyat – Aliansi Warga Hunian Indonesia menyoroti maraknya deretan kos eksklusif di sepanjang gang-gang sempit Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.
Supriyono (45) yang tergabung dalam aliansi tersebut mengatakan, pertumbuhan pesat kos-kosan dalam dua tahun terakhir telah menimbulkan berbagai persoalan baru bagi warga setempat.
> “Dulu daerah Cipete Selatan masih sepi, sekarang hampir tiap minggu ada kos baru. Mobil parkir di pinggir jalan makin banyak, bikin akses keluar masuk rumah sering terganggu. Belum lagi potensi meningkatnya kriminalitas,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/10).
Ia menambahkan, pihaknya bersama perwakilan warga lain berencana mendatangi kantor Kelurahan Cipete Selatan untuk meminta penjelasan terkait izin pembangunan sejumlah kos eksklusif yang berdiri di kawasan pemukiman.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Pak Fuad, Lurah Cipete Selatan, untuk memastikan apakah bangunan-bangunan itu sudah sesuai dengan izin komersial dan batas ketentuan yang berlaku,” katanya.
Menurutnya, sudah ada sejumlah laporan dari warga yang merasa terganggu oleh aktivitas penghuni kos, mulai dari parkir liar, kebisingan, hingga perubahan fungsi lahan yang semula rumah tinggal menjadi area komersial.
Aliansi Warga Hunian Indonesia juga mendesak pihak kelurahan agar berkoordinasi dengan Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) serta Satpol PP untuk melakukan penertiban terhadap bangunan yang melanggar aturan.
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi harus ada batasnya. Jangan sampai kawasan permukiman ini berubah total jadi kompleks kos-kosan. Kalau dibiarkan tanpa pengawasan, dampaknya bisa ke kemacetan, pengelolaan limbah, bahkan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan,” tuturnya.
Fenomena menjamurnya kos eksklusif di Cipete Selatan mencerminkan tingginya kebutuhan hunian sementara di Jakarta Selatan, terutama dari kalangan muda profesional dan mahasiswa. Letaknya yang strategis dekat Kemang, Blok M, serta kawasan perkantoran TB Simatupang membuat permintaan terus meningkat.
Namun di sisi lain, laju pembangunan yang tak terkendali berisiko menggeser fungsi kawasan dan menimbulkan tekanan sosial bagi warga lama.
“Kami hanya ingin lingkungan ini tetap nyaman bagi semua. Boleh berkembang, tapi jangan sampai mengorbankan warga yang sudah tinggal di sini puluhan tahun,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kelurahan Cipete Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait maraknya pembangunan kos eksklusif di wilayah tersebut.
Editor: Maz Havid



















